Kamis, 27 Juni 2019

Artikel tentang pentingnya menghemat air


Pentingnya Menghemat Air


Penggunaan air dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari merupakan salah satu faktor yang menyebabkan akan terjadinya krisis air bersih di Indonesia yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025. Penyebab terbesar adalah untuk mencuci pakaian dan mandi.

Cara hemat air di rumah merupakan salah satu solusi dalam menghadapi krisis air bersih yang semakin hari semakin kita rasakan terutama di kota-kota besar.Dengan menghemat pemakaian air di rumah selain hemat uang juga menjadi langkah bijak bagi lingkungan hidup terutama demi ketersediaan air bersih yang semakin sulit dan berkurang karena semakin tingginya tingkat pencemaran air dan berkurangnya air yang terserap kembali ke dalam tanah.Untuk daerah yang masih mengandalkan air tanah sebagai sumber utama air bersih, hemat air berarti juga mengurangi konsumsi air tanah yang jika dieksploitasi berlebihan dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah sebagai mana terjadi di Jakarta

Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute, Firdaus Ali mengatakan, kondisi air bersih di Indonesia, sebenarnya, sejak tahun 2000 telah terjadi kelangkaan air bersih di beberapa kawasan di Indonesia. Data memperlihatkan bahwa Pulau Jawa telah mengalami defisit air sebesar 2,809 miliar, Sulawesi 9,232 miliar, Bali 7,531 miliar dan NTT 1,343 miliar.

“Di Jakarta sendiri, sampai tahun 2013 cakupan layanan air bersih baru mampu menjangkau sekitar 38% dari total jumlah populasi (10,1 juta jiwa). Jika sepersepuluh dari warga Jakarta dapat mengubah perilakunya untuk menghemat air, maka dapat bantu memperlambat laju krisis air,” tuturnya.

Menurutnya ibu berperan besar dalam mengajarkan perilaku penggunaan air secara optimal demi kelestarian air untuk masa depan generasi mendatang yang lebih cerah. Lebih dari itu, menghemat air juga secara langsung dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. Ibu dapat mulai mengubah perilaku keluarga dalam penggunaan air bersih dari sekarang secara optimal melalui 3P: pengurangan, penggunaan kembali dan pelestarian air.

Gleick (1998) menyebutkan dalam upaya konservasi air ada tujuh kriteria keberlanjutan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan dasar semua manusia terhadap air untuk menjaga kesehatan.

2. Memenuhi kebutuhan dasar lingkungan terhadap air untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan ekosistem.

3. Kualitas air dijaga untuk memenuhi standar minimum. Standar kualitas ini bervariasi, tergantung pada lokasi dan tujuan penggunaan air.

4. Kegiatan manusia tidak boleh merusak kemampuan terbarukan persediaan dan aliran air bersih.

5. Data tentang sumber daya air tersedia, digunakan, valid dan dapat diakses oleh semua pihak.

6. Mekanisme kelembagaan dibentuk untuk mencegah dan memecahkan konflik tentang air.

7. Perencanaan air dan pembuatan kebijakan dilakukan secara demokratis, menjamin keterwakilan semua pemangku kepentingan dan mendorong partisipasi semua pihak.

Maka dari itu diperlukan komitmen semua pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, swasta (industri), dan masyarakat sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.



refersnsi :

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

This my blog, happy reading

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

UNIVERSITAS GUNADARMA

Pengikut